
Kasih itu sabar...” – 1 Korintus 13:4a
Dalam dunia yang serba cepat dan instan, kesabaran terasa seperti sesuatu yang langka. Tapi justru itulah awal dari kasih sejati—sabar. Bukan sabar yang pura-pura diam sambil mendidih di dalam hati, tapi sabar yang penuh kasih, tenang, dan mengerti.
Dalam bahasa aslinya, kata “sabar” di sini berasal dari kata Yunani makrothumia, yang berarti “bernafas panjang” atau slow to anger. Ini bukan pasif, tapi aktif: memilih untuk tetap mengasihi walau kondisi tidak sempurna, walau orang di hadapan kita belum berubah, walau sakit hati belum sembuh sepenuhnya.
🌱 Mengasihi dengan Kesabaran
Sabar berarti memberi ruang. Ruang untuk orang lain belajar, ruang untuk mereka bertumbuh, dan bahkan ruang untuk mereka gagal.
Sabar tidak menuntut perubahan segera. Kasih yang sabar adalah kasih yang bertahan di tengah ketidaksempurnaan, bukan karena orang itu layak dikasihi, tapi karena kita sudah memilih untuk mengasihi.
Dalam pelayanan, sabar berarti kita terus berdoa dan mendampingi. Dalam keluarga, sabar berarti tetap memeluk meski kecewa. Dalam hubungan, sabar adalah tidak meledak ketika tidak dimengerti.
Dan kadang—yang paling sulit—sabar juga berarti mengasihi diri sendiri saat kita merasa gagal.
🔬 Perspektif Sains: Kesabaran Membangun Kesehatan Mental
Sains pun membenarkan nilai kesabaran. Dalam Journal of Positive Psychology (2012), ditemukan bahwa orang yang sabar cenderung:
1. Memiliki tingkat depresi dan kecemasan lebih rendah.
2. Lebih bahagia dalam hubungan sosial.
3. Mampu menyelesaikan konflik dengan lebih tenang.
4. Lebih sehat secara emosional dan spiritual.
Kesabaran bukan kelemahan. Ia adalah bentuk kekuatan hati yang luar biasa.
?
✨ Latihan Rohani: "Satu Menit Kasih"
Saat kamu merasa kesal atau ingin menyerah, coba praktik ini:
1. Berhenti sejenak.
2. Tarik napas perlahan.
3. Katakan dalam hati:
“Tuhan sabar padaku, aku pun mau sabar.”
4. Berdoalah singkat.
Minta kekuatan dari Roh Kudus untuk merespon dengan kasih, bukan dengan emosi.
Kesabaran bukan berasal dari kekuatan kita. Ia adalah buah dari Roh Kudus yang bekerja dalam hati yang berserah.
📌 Penutup: Kasih yang Bertahan
> “Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, seperti ada orang yang menganggapnya kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu...”
— 2 Petrus 3:9
Tuhan sabar terhadap kita. Dia tidak menyerah pada kita. Maka, dengan kekuatan dari-Nya, kita pun bisa mengasihi dengan sabar—bukan hanya hari ini, tapi juga di hari-hari yang terasa berat.
Penulis
Dorlin S Naklui
Comments
Post a Comment