Dipenuhi Kasih Tuhan, Memberi Kasih dengan Tulus
Hai Sobat Kristus,
Tahukah kamu bahwa kita semua diciptakan Tuhan dengan keunikan masing-masing? Ada yang berkulit putih, sawo matang, hitam, atau kuning langsat. Kita lahir dalam latar belakang keluarga yang berbeda—ada yang hidup sederhana, ada juga yang hidup dalam kelimpahan. Namun satu hal yang pasti: semua manusia mulia dan berharga di mata Tuhan.
Mengapa? Karena kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah sendiri.
📖 "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita..." (Kejadian 1:26)
Namun sejak manusia jatuh ke dalam dosa, citra Ilahi itu mulai rusak. Manusia tak lagi hidup mencerminkan karakter Tuhan. Dalam dunia yang semakin modern dan individualistis ini, ketulusan dan kasih sejati antar sesama menjadi langka. Banyak yang menjalin hubungan bukan karena kasih yang murni, melainkan karena kepentingan. Selama seseorang sukses dan punya segalanya, ia dikelilingi banyak “sahabat”. Tetapi saat mengalami kesulitan, satu per satu orang menjauh.
Padahal, sahabat sejati adalah dia yang tetap tinggal—meski dalam keadaan sulit. Ia mungkin tak selalu bisa membantu secara materi, tapi setidaknya ia tetap hadir dalam doa dan perhatian yang tulus.
Yesus: Sahabat Sejati dan Kasih yang Tak Pernah Luntur
Sobat Kristus,
Dalam dunia yang kasihnya terbatas, Yesus adalah teladan utama kasih sejati.
Dia tidak pernah meninggalkan kita, meski seringkali kita melukai hati-Nya dengan dosa dan ketidaktaatan. Dia tetap setia, mendampingi kita dalam suka maupun duka. Kasih-Nya tidak berubah oleh situasi dan kondisi.
Kasih manusia terbatas. Awalnya bisa terlihat menggebu-gebu, tetapi seiring waktu, bisa pudar karena rasa bosan, kecewa, atau kepentingan pribadi. Akibatnya, banyak orang yang merasa kehilangan kasih, merasa hampa, kecewa, bahkan depresi. Hidup seolah tak punya arti hanya karena kehilangan cinta dari sesama manusia.
Namun, Tuhan Yesus adalah sumber kasih dan cinta sejati itu sendiri.
Jika kita mengisi hati kita dengan kasih-Nya, kita tidak akan lagi haus akan cinta dari manusia. Kita akan merasa cukup dan utuh dalam kasih Tuhan. Bahkan, meskipun kita tidak punya sahabat, pasangan, atau keluarga yang selalu ada, hidup kita tetap bisa bahagia dan penuh damai.
Memberi Kasih Tanpa Syarat
Ketika hati kita dipenuhi kasih Tuhan, maka kita pun akan dimampukan untuk mengasihi orang lain dengan tulus—tanpa syarat dan tanpa melihat latar belakangnya.
Kita tidak lagi mencari kasih untuk diri sendiri, tetapi menjadi saluran kasih bagi sesama.
📖 “Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita.”
(1 Yohanes 4:19)
Renungan Penutup
> Sobat Kristus, apakah hatimu sudah dipenuhi oleh kasih Tuhan?
Jika belum, mintalah kepada-Nya agar memenuhi hatimu.
Biarlah kasih Kristus memampukan kita menjadi pribadi yang mengasihi dengan tulus, menjadi sahabat sejati bagi sesama, dan tetap bahagia meski tanpa cinta manusia—karena cinta Tuhan lebih dari cukup.
Tuhan Yesus memberkati.
Penulis
Dorlin Naklui
Comments
Post a Comment