Hidup Orang Benar: Seperti Cahaya Fajar yang Makin Terang
📖 “Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung.”
(Amsal 4:18-19)
Sobat terkasih,
Perjalanan hidup sering kali terasa berat, berliku, dan menyakitkan. Kadang kita bertanya: “Tuhan, kenapa ini harus terjadi?” Namun Firman Tuhan mengingatkan bahwa jalan orang benar tidak pernah sia-sia—itu seperti cahaya fajar yang makin terang, meski dimulai dengan redup. Tujuannya bukan hanya membuat hidup kita naik secara lahiriah, tapi juga bertumbuh dalam kemurnian rohani.
1. HIDUP SEPERTI CAHAYA FAJAR
> “Sudahkah hidup kita memancarkan terang Kristus?”
Cahaya fajar tidak langsung menyilaukan, tetapi bertumbuh perlahan dan konsisten hingga siang penuh. Itulah gambaran pertumbuhan iman dan karakter kita. Menjadi terang berarti:
- Menjadi pribadi yang berbuah karakter Kristus
- Mencerminkan kasih, kesabaran, dan integritas dalam hidup sehari-hari
📚 Penelitian sains dalam psikologi sosial menyebutkan bahwa orang yang memiliki tujuan hidup spiritual dan hidup autentik (hidup selaras antara nilai dan tindakan) akan lebih:
- Bahagia
- Percaya diri
- Memiliki hubungan sosial yang sehat
➡ Maka, jangan bangga hanya karena kita aktif dalam gereja, jika terang Kristus tidak terpancar dari hidup kita. Jangan biarkan beban hidup memadamkan terang kita. Makin gelap dunia, makin terang kita seharusnya!
2. KELUAR DARI HIDUP KEFASIKAN
> “Apakah hidup kita sekadar status Kristen atau sudah mencerminkan Kristus?”
Banyak yang sudah lama menjadi Kristen, tapi hidupnya tidak menunjukkan buah pertobatan. Firman hanya menjadi rutinitas tanpa perubahan karakter. Ini adalah kemunafikan rohani, dan Yesus sangat keras terhadap sikap seperti ini.
📖 "Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, kamu orang-orang munafik..." (Matius 23:27)
📚 Secara psikologis, kemunafikan (incongruity antara perkataan dan tindakan) terbukti menimbulkan:
- Konflik batin
- Penurunan rasa percaya diri
- Kehilangan makna hidup
➡ Tuhan tidak mencari orang hebat atau aktif semata, tetapi mereka yang menjadi pelaku Firman. Kekristenan bukan topeng, tapi hidup yang sungguh-sungguh berubah.
3. HIDUP TIDAK MENJADI BATU SANDUNGAN
> “Kita adalah surat Kristus yang terbuka.”
(2 Korintus sendir
Dunia melihat Kristus melalui hidup kita. Maka kesaksian terbesar bukan kata-kata, tetapi perilaku dan karakter. Jika hidup kita tidak sesuai dengan pengakuan iman kita, kita menjadi batu sandungan—menghalangi orang lain mengenal Kristus.
📚 Sains sosial menyatakan bahwa otoritas moral seseorang lebih dipercaya jika selaras antara ucapan dan perbuatan. Ketika orang percaya hidup jujur, sabar, dan penuh kasih, orang di sekitar akan lebih terbuka terhadap pesan Injil.
➡ Pelayanan kita akan kehilangan kekuatan jika hidup kita dipenuhi kompromi dan kejatuhan dalam dosa. Jangan hanya bersaksi dengan mulut, tapi biarlah hidup kita menjadi kesaksian itu sendiri.
---
Kesimpulan:
"ORANG BENAR HIDUPNYA SEPERTI CAHAYA FAJAR – BUKAN MUNAFIK, TIDAK MENJADI BATU SANDUNGAN"
Mari kita evaluasi hidup kita:
- Apakah terang kita makin bersinar, atau malah padam?
- Apakah iman kita sungguh atau sekadar rutinitas?
- Apakah hidup kita memperkenalkan Kristus atau justru menghalangi orang melihat-Nya?
📖 “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Matius 5:16)
Penulis
Dorlin S Naklui
Comments
Post a Comment