Pemulihan Hubungan Allah dan Manusia: Kasih yang Kudus

 

  Hai sobat! Apa kabar?

Semoga kamu selalu dalam keadaan sehat dan diberkati di dalam perlindungan Tuhan. Tentu saja, sebagai anak-anak Tuhan, kita percaya bahwa kita selalu dipelihara oleh Bapa Surgawi, karena kita adalah buatan tangan-Nya sendiri.

Seperti tertulis dalam Kejadian 1:26-27:

> “Berfirmanlah Allah: Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita...”

Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Kita bukan hasil kebetulan, melainkan karya langsung dari Sang Pencipta. Betapa mulianya posisi kita di hadapan-Nya! Adam dan Hawa bahkan bisa berkomunikasi langsung dengan Allah, dan segala kebutuhan mereka telah disediakan tanpa harus bersusah payah.

Namun, dosa merusak semuanya.

๐Ÿ’” Dosa Memutus Hubungan

Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, mereka kehilangan hubungan langsung dengan Allah. Mereka mengalami kematian rohani—terpisah dari hadirat Allah yang kudus. Karena dosa, Adam dan Hawa diusir dari Taman Eden (Kejadian 3:23), dan manusia harus bekerja keras untuk bertahan hidup (Kejadian 3:17). Lebih daripada itu, manusia kehilangan akses kepada kehidupan kekal, sebab upah dosa adalah maut (Roma 6:23).

✝️ Kasih Allah yang Tak Terukur

Namun, karena kasih-Nya yang besar, Allah tidak tinggal diam. Mazmur 115:3 berkata:

> “Allah kita di surga, Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya.”

Dalam kasih dan kehendak-Nya yang berdaulat, Allah datang ke dunia dalam pribadi Yesus Kristus. Ia merendahkan diri, masuk ke dalam dunia dosa, bahkan mati secara hina di kayu salib—demi menebus dosa manusia dan memulihkan hubungan yang terputus itu.

Yesus adalah satu-satunya Pribadi yang bisa menyelamatkan kita dari kerajaan maut. Kebangkitan-Nya pada hari ketiga adalah bukti kemenangan atas dosa dan kematian.

Melalui salib dan kebangkitan-Nya, hubungan antara manusia dan Allah dipulihkan kembali. Kita diberi hak untuk berbicara kepada-Nya, menjalin hubungan pribadi, dan mengalami kasih-Nya yang memenuhi hidup.

๐Ÿง  Sains & Psikologi tentang Hubungan Rohani

Dari sudut pandang ilmu pengetahuan, banyak penelitian membuktikan bahwa iman dan spiritualitas yang dalam berdampak besar terhadap kesehatan mental dan emosi.

Sebuah studi dari Journal of Religion and Health (2014) menunjukkan bahwa:

> “Hubungan yang erat dengan Tuhan berkontribusi pada perasaan aman, identitas diri yang lebih kuat, dan ketahanan dalam menghadapi stres serta penderitaan.”

Studi lain menemukan bahwa orang yang merasa "terhubung secara pribadi" dengan Tuhan memiliki tingkat depresi dan kecemasan yang lebih rendah, serta hidup yang lebih bermakna (Koenig, 2012).

Dengan kata lain, ketika hubungan dengan Allah dipulihkan, manusia mengalami pemulihan jiwa juga.

๐Ÿ™ Ayo Bangun Hubungan Itu

Sobat Kristus, melihat besarnya perjuangan Allah untuk memulihkan kita dari maut, mari kita merespons dengan ucapan syukur dan hidup kudus di hadapan-Nya. Jangan gunakan kebebasan yang kita miliki untuk kembali hidup dalam dosa, tetapi belajarlah untuk hidup sesuai dengan kekudusan Allah.

Seperti tertulis dalam 1 Petrus 1:16:

> “Sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.”

๐Ÿงก Hubungan Allah dan Manusia seperti Ayah dan Anak

Dia bukan Allah yang jauh. Dia adalah Bapa—yang merindukan hubungan yang dekat dan pribadi dengan setiap kita.

Tuhan Yesus memberkati!


๐Ÿ–‹️ Ditulis oleh:

Dorlin S. Naklui

Comments